Bumi ini ternyata berputar dengan cepat,tak terasa rasanya baru kemarin aku bermain petak umpet bersama kawan-kawanku SD,rasanya baru kemarin pula aku lulus sekolah dasar,tapi ternyata hari pun cepat bergulir,hingga kini aku duduk dibangku SMA. Orang bilang masa-masa SMA tak boleh disiakan,mereka pula bilang masa-masa SMA rugi akhirnya kalau tidak pacaran(apa sih ituu??). masa SMA pula ,masa yang penuh dengan kejutan hidup. Banyak pelajaran yang membuat kita mengerti apa itu kehidupan , walaupun tak sepenuhnya terlibat di dalamnya. Semua sifat kekanak-kanakan mulai luntur bak pakaian penuh noda yang direndam dan larut dalam larutan Byclin,seperti itulah semua dilakukan oleh diri sendiri (individual),kelompok???? Jaranglah. Hanya pada saat-saat tertentu kita diberi tugas kelompok.
Hari ini terik matahari sangat menyengat mengeringkan dahagaku,seakan akan membakar kulitku yang mulai hitam kusam karenanya. Karna sinarnya itu pula ku memicingkan mata bulatku. Sepasang mata indah pemberianNya dengan cuma-Cuma. Aku duduk seperti biasa dibangku bambu yang terletak disudut taman rumah kedua ku(tempat favorit). Sembari duduk-duduk tak jelas,aku mencoba menggali inspirasiku,mencoba masuk dalam dunia imajinasiku. Disamping harus menghafal rumus Trigonometri,Filum Kingdom Animalia,Hukum pembiasan oleh Snellius,aku juga mencoba merangkai kata demi kata,frase demi frase,klausa demi klausa hingga berbuntut pada sebuah karangan cerpen. Walaupun akhir-akhir initugas begitu banyak yang menanti tuk ku colek tapi tak sempat mencolek,melihatpun aku langsung engah.
Aku pun terkaget saat kujumpai sosoknya yang tak asing lagi bagiku berdiri dihadapku.
“hai,,,,, lagi apa?sendirian aja?”sapanya membuka percakapan kala itu. Ya tuhan..dia bicara padaku,suaranya yang kukira hanya dapat ku nkmati dalam khayalku.,tapi kini…ku harap ini tak bukan lagi fikiran imajinasiku.
“Hai….kog ngelamun.apa ada yang salah denganku?”
“Oh iya….iya….enggak!”. jawabku terbata-bata
“maksudku gak ada yang salah kog!”
“Mmmmmm…….begitu”. Dia duduk disampingku mengeluarkan seluruh kata-kata yang dimilikinya,sementara aku hanya terduduk tak sadarkan diri,tak sepatah katapun yang ku persembahkan untuknya. SALTING…..aku terlupa sesaat.
“Suka nulis ya?”katanya. Rupanya dia kala tadi memperhatikan netbook yang terduduk dipangkuanku dengan manisnya.
“Iya…..”jawabku berhati-hati tak mau ada kesalahan kata yang terucap.
“Ngomong-ngomong,namamu siapa??”
“AWI”
“DEFA”
Defa. Walau ku tahu sejak lama akan dirinya dan,ku tahu namanya…namun tetap saja bagai punuk merindukan bulan ,ku berharap padanya. Tapi hari ini aku telah berjumpa dengan bulan itu…
Dihari ini juga aku bertemu untuk kedua kalinya. Seperti biasa saat jam kosong melanda kelasku,aku selalu mengisinya dengan bereksperimen diperpustakaan(tempat favorit ke 2). Aku berputar-putar kesana kemari seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Ku lihat sana,ku lihat sini,atas,bawah,atas,bawah begitu seterusnya mencari buku yang bisa membuatku mangatasi kesulatanku dalam memahami soal-soal yang ada dalam FISIKA. Ya. Buku Fisika akhir-akhir ini memang aku berambisi untuk bisamenaklukan Fisika. Tertarik mataku saat ku lihat buku tebal setebal dan sebesar kamus 100 milyar,bersampul biru dengan tulisan”ASAS ASAS FISIKA”Karya Bambang Ruwanto. Jemari tanganku mencoba meraihnya berulang kali sampai harus berjinjit pula kakiku tapi tetap saja tak bisa. Ingin rasanya ku dorong saja rak bukuitu supaya ku bisa dengan mudah mengambilnya, tapi tak perlu melakukan itu semua sebab tiba-tiba ada seorang yang berbaik hati dengan ramahnya yang berbalut suara lembutnya membantuku mengambil buku pak Ruwanto itu.
“Terima kasih..”ucapku sebelum menoleh ke arah orang tersebut.
“Iya,sama-sama..”
“Ini bukunya” sambil menyeraghkan buku itu padaku. Ku berbalik badan,dann,,,,,,,
“Kamu???”terkaget aku
“AWI??” balasnya juga ikut kaget.
“aku lagi nyari-nyari buku resensi,jadi gak usah heran gitu lihat aku!”tambahnya
“oh…iya”jawabku singkat campur bingung
“jadi aku gak salah tempat donk?”
“Iya,iya!”
“Kamu suka fisika?
“Iya……………!”
“Kok dari tadi jawabnya iya..iya..saja?aku ganggu ya?”katanya
“Ehmmmmm….nggak kok. Aku malah senang soalnya ada temannya.”
Tiba-tiba………………
“Wi…..Awi,,!hellowww?” sapa salah seorang sahabatku, IFIE,,,
“WI..?” Tambah AYA sambil menepuk-nepuk bahuku.
“Hahh??..apa,,apa?” Jawabku tak sadar sedari tadi mereka telah beada di sampingku,di bangku taman yang terbuat dari bamboo,,tempat favoritku.
“Ngelamun ya…………..?” Aya nyeletuk saja.
“Haduh,,!kamu itu. Nggak pagi nggak siang ngekhayal aja..” tambah Ifie.
“He…he…hhe…!” kataku sambil tertawa.
Tak lama setelah itu bel pun bergeming dari ujung timur sampai ujung barat sekolah Adiwiyata ku,dan sampai ke telinga kananku dan keluar melalui telinga kiriku.,semakin menyadarkanku bahwa sedari tadi itu hanya mimpi 5 menitku.
“Udah bel,buruan. Masuk kelas yuk!” Kata Aya bersabar menghadapi penyakit menkhayalku yang sudah stadium akhir,minggu-minggu ini. Maklum ,mungkin kebanyakan nonton FTV
“Hehehe..”
“Iya,,masih sempat-sempatnya juga pagi-pagi ngelamun,jangan manyun gitu dong?” celetuk Ifie nggak mau kalah.
“Iya,iya..maaf. oh ya,nanti ikut aku keperpustakaan yuk,kalau istirahat?”
“Iya jelek……….?” Jawab mereka serentak,kompak.
Saat di perpustakaanpun tak kalah cerewetnya si Ifie..
“Eh wi, memangnya kamu tadi berkhayal apa?hayoooo??” Goda Ifie centil
“Iya wi,cerita dong?kita kan juga ingin tahu?”
“Bukan apa-apa kok! Tadi itu aku berkhayal tentang kak Defa yang punya wajah teduh itu tuh? Aku nggak sengaja ketemu dia ditaman,terus kenalan. Moga aja itu semua jadi kenyataan.hehehe!”
“Mau kamu aja itu?” Protes Ifie.
“Aku juga mau kok?” Sambar Aya lugu tak ingin kalah dengan Awi yang suka sama dengan kak Defa.
“Aduh!kamu itu Ay,,ikut-ikutan Awi aja! Dasar kembar jelek identik”
“Siapa sih yang nggak pengen dekat sama kak Defa,disekolah ini?”
“Aku!!” Jawab Ifie sebab dia bukan tipe Ifie. Jauhhhh banget.
Diperpustakaan kami terpisah,sibuk mencari kebutuhan masing-masing.Dan tertarik mataku pada sebuah buku Norman V Peale yang bersampul putih berjudul”YOU CAN IF YOU THINK YOU CAN”. Ku coba mengambilnya tapi apalah daya tanganku tak dapat menyentuhnya sedikitpun. Terasa ada seseorang dibelakangku menawarkan bantuan. Mungkin dia tau aku lagi membutuhkan bantuan ,sebab kaki ku terjinjit-jinjit.
“Ada yang bisa ku bantu?” Tawarnya lembut padaku
“Ohya…tolong ambilkan buku yang bersampul putih itu ya pak?” kataku sambil menunjuk buku Norman V Peale itu. Mengira yang membantuku itu adalah petugas perpustakaan.
“Oh….ini.!ini bukunya.” Katanya sambil menyerahkan buku itu padaku.
Aku pun membalikkan badan mau berterimakasih. Tapi yang terjadi ,aku terdiam sejenak kaget saat kulihat dia, sementara dia beranjak pergi dari tempatnya.
“Sebentar!” tahanku tak ingin dia pergi. Sebab sosok itu taka sing lagi olehku,Seperti sosok dalam mimpi 5 menitku tadi pagi. Tapi apakah mungkin????nggak mungkin(gerutuku dalam hati).
“Iya…ada apa.ada yang bisa ku bantu lagi?”
“Nggak….bukan itu. Makasih ya.!”
“Oh iya, sama-sama. DEFA!” Sambil mengulurkan tangannya padaku.
“AWI….!” Jawabku gelagapan.
Lama bercakap-cakap dengan kak Defa disudut perpus membuatku ingat akan imajinasiku tadi pagi.
“Tidakkkkkkkkkkk..ini hanya imajinasiku saja!” Seruku dalam hati tak ingin berkhayal untuk ke 2 kalinya hari ini. Gila..ini perpustakaan awi!.(aku menggerutu).
Kalaupun ini hanya imajinasiku ,ku harap aku segera bangun dari imajinasiku yang benar-benar keterlaluan kali ini. tapi kalau memang benar ini imajinasi semata,aku nggak mau untuk kehilangan wajah teduh kak Defa. Bangun…bangun Awi,bukan saatnya berkhayal. Dan semua itu terjawab saat dari belakangku Aya dan Ifie mengagetkanku yang kala itu masih bersama kak Defa. Dan Kusadar ini bukan lagi mimpi. Cubitan tajam Ifie yang membuatku tersadar,cubitanitu pula yang mengisyaratkanku untuk mengenalkan kak Defa pada mereka berdua. “Dasar Ifie centil”gerutuku sebal.
“Hai…kak?” Sapa Ifie sok kenal.
“Iya…!” Jawabnya bingung.
“Oh ya kak,kenalin ini Ifie dan Aya,temen baikku. Kalian ini kak Defa.” sambarku tak ingin Ifie merebut jabatanku dalam siang itu(jabatan sebagai orang yang lebih dulu kenal kak Defa).
“ohya aku Ifie..” lagi-lagi dia ikut berkomentar.
“Aya..” kata Aya memperkenalkan diri.
“Hayoo,,ehem.” goda Ifie lagi.
“Apa’an sih kamu,,ketelan biji salak ya?”kataku judes.
Sementara Aya hanya memandang tak percaya kalau aku bisa kenal beneran dengan kak Defa.
Tak lama setelah itu kak Defa berpamitan untuk kembali kekelas duluan. Aku pun meng iyakan. Malas ada Ifie sama Aya ,jadi nggak so sweet lagi.hehehe.
Aku pun juga menyusul masuk kelas sebab bel tlah berbunyi,tanda masuk pelajaran ke 5…..
Dan aku pun mengakhiri hari ini dengan penuh senyum senang begitu pula dengan kedua sahabatku,mereka juga ikut senang. Ternyata berimajinasi itu menyenangkan apalagi kalau semua itu menjadi kenyataan. Tapi aku tak lupa akan tugasku sebagai pelajar yaitu belajar. Berimajinasi boleh-boleh saja asalkan tidak berlebihan dan keterlaluan sebab yang terlalu itu tak baik.
Ehmmmmmmm….akhirnya sekarang aku bisa mengenal WAJAH TEDUH MIILIK KAK DEFA itu,membuatku lebih semangat lagi untuk kesekolah,ke perpustakaanjuga sebab dia ternyata juga suka buku. Akhirnya hari ini cukup melelahkan hati dan perasaanku. Wajah teduh itu…… ternyata ku bisa mengenalnya.
#SELESAI#